Senin, 10 Oktober 2011

ASI

Sekilas Tentang ASI

ASI (Air Susu Ibu) merupakan sebuah cairan berwarna putih yang menyerupai susu, yang banyak sekali mengandung nutrisi, yang bersumber dari ibu, ketika ibu tersebut sedang hamil dan biasanya dikeluarkan pada saat bayi lahir.

Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu atau payudara ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan lemak (adiposa) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar atau duktus kelenjar yang belum berkembang.

Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selaim mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak di sekitarnya juga bertambah besar.

Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya hormon prolaktin mempunyai efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga mempunyai sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.

Macam-macam zat yang terkandung dalam ASI

Banyak sekali kandungan zat ataupun nutrisi yang terdapat dalam ASI dan sangat baik bagi buah hati kita, diantaranya adalah :

a) Kolostrum (susu jolong), Zat kekebalan yang dapat meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit yang cukup baik. cairan kuning kental yang muncul diawal-awal ASI keluar. Unutk itu begitu bayi keluar sebaiknya bayi langsung diberikan ASI meski spertinya ASI belum keluar, sebab sangat disayangkan apabila kolostrum ini merembes keluar dan terlewati oleh bayi.

b) Bakal DHA (Decosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid), yang terdapat dalam lemak ASI, sekitar 90 % DHA-AA dari ASI dapat diserap oleh usus bayi dibandingkan dengan yang ada pada susu formula.

c) Immunoglobulin A (Ig. A), melumpuhkan bakteri E. coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan.

d) Laktoferin, sejenis protein, merupakan komponen zak kekebalan tubuh.

e) Lysosim, enzim pencernaan dapat membantu pencernaan , mencerna berbagai nutrisi dan kandungan zat imun (anti infeksi) lebih.

f) Leukosit / sel darah putih, mengandung antibodi pernafasan , antibodi saluran pernafasan dan antibodi jaringan payudara ibu.

g) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat uang mengandung nitrogen.

h) Taurin, kandungan asam amino, berfungsi neuro-transmitte.

ASI Eksklusif

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (al-Baqarah:233)

Itulah salah satu ayat yang menyebutkan bahwa dalam Islam pun seorang ibu wajib memberikan ASInya selama 2 tahun, untuk itu sangatlah disayangkan apabila bayi tak diberi ASI Eksklusif. Sebab, menurut penelitian terbaru, ASI yang diberikan secara eksklusif, melindungi tubuh anak dari berbagai penyakit kronis.

Jika sejak dulu para orangtua tahu betapa besarnya manfaat air susu ibu (ASI), pastilah sayang bila harus memberi tambahan susu formula atau pisang lumat pada buah hati mereka. Khasiatnya, menurut penelitian terbaru, mencegah anak dari serangan penyakit akut dan kronis.

Tentu saja bukan sembarang ASI yang punya manfaat luarbiasa tersebut. Tetapi terutama ASI yang dikonsumsi bayi secara eksklusif.

Asi ekslusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi baru lahir sampai usia 6 bulan tanpa dicampur dengan makanan atau cairan lain meski air putih sekalipun. Karena manfaatnya akan terserap tubuh sangat baik dan memberi perlindungan yang diperlukan bayi. ASI masih tetap perlu diberikan sampai usia bayi 2 tahun, tapi bayi harus mendapat makanan pendamping

Sayangnya, informasi tentang ASI buat ibu-ibu hamil dan melahirkan masih sangat kurang. Laporan Departemen Kesehatan sangat memprihatinkan. Pemberian ASI ekslusif selama enam bulan mengalami penurunan. Pada tahun 1997 sebanyak 42,4% dan turun menjadi 39,5% pada tahun 2002. Hal serupa juga terjadi pada bayi yang mendapat ASI dalam satu jam pertama setelah dilahirkan. Pada 1997 jumlahnya hanya 8% dan turun menjadi 3,7% pada tahun 2002. Sebaliknya dengan susu formula justru mengalami peningkatan 10,8% menjadi 32,45%.

Alasan terjadinya penurunan jumlah ibu yang memberi ASI Eksklusif, selain kesibukan ibu sebagai wanita karier, alasan lain mengapa ibu-ibu tidak memberikan ASI-nya secara ekslusif kepada anak hingga usia enam bulan adalah ketakutan kosmetis yang menghinggapi benak para ibu. Banyak ibu-ibu, takut bentuk badannya berubah jika memberikan ASI terus menerus kepada anaknya. Padahal secara medis, lanjutnya, pemberian ASI kepada anak tidak akan berpengaruh terhadap bentuk badan seseorang.

Alasan lain mengapa ibu tak memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya adalah karena produktivitas ASI ibu yang memang kurang. Sehingga ibu tersebut terpaksa memberikan susu sambungan kepada anaknya itu. Kondisi semacam itu memang cukup memprihatinkan.

Padahal, bila diberika ASI eksklusif, seorang ibu tidak harus membeli susu formula. Dan ditambah lagi dengan manfaat yang lainnya. Sebab, berbagai penelitian telah membuktikan jika bayi usia 0 – 6 bulan diberikan hanya ASI saja, pertumbuhannya jauh lebih baik dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI. Hal itu disebabkan karena di dalam ASI mengandung zat kekebalan yang dapat meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit yang cukup baik. Diantaranya, mengandung lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan bayi.

Manfaat ASI bagi Ibu dan Bayi

Sang Ibu juga mendapatklan manfaat dari ASI, diantaranya adalah :

• Mencegah terjadinya kurang darah atau anemia defisiensi zat besi. Dengan menyusui ekslusif selama enam bulan, akan berpengaruh terhadap penundaan haid. Dengan menunda timbulnya haid, ibu dapat menyimpan zat besi dan mencegah anemia defisiensi zat besi

• Mencegah perdarahan saat ibu baru saja usai melahirkan dan mempercepat involusi uterus (pengecilan rahim seperti semula). Hal ini disebabkan karena pada saat bayi lahir dan segera disusukan ke ibunya, maka rangsangan hisapan bayi pada payudara ibu akan diteruskan ke hipofisis pars posterior yang akan mengeluarkan hormon progesteron

• Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil. Dengan menyusui, timbunan lemak pada tubuh ibu akan dipergunakan untuk pembentukan ASI sehingga berat badan ibu akan lebih cepat kembali ke berat sebelum hamil

• Mengurangi resiko terkena kanker payudara dan ovarium. Cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa ada korelasi antara infertilitas dan tidak menyusui dengan peningkatan risiko terkena kanker, baik itu kanker payudara ataupun kanker ovarium

• Mempererat jalinan kasih sayang dan hubungan emosional ibu dan anak

• Memiliki pengaruh emosional. Sebab dengan memberikan ASI juga mempunyai pengaruh emosional bagi ibu dan bayi

• Lebih murah dan hemat, karena biaya yang harus dikeluarkan selama sebulan untuk memberi susu formula ketimbang ASI yang murah dan lebih bagus nilai gizinya.

• Membuat hubungan seksual lebih hangat. Sebab, menyusui bayi akan mempercepat rahim untuk kembali ke bentuk semula. Sehingga hubungan seksual dengan pasangan pun akan lebih nikmat.

• Dapat menunda kehamilan. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

● Melindungi ibu dari diabetes, dalam penelitian mengatakan ibu yang lebih lama memberikan ASI memiliki resiko lebih kecil mengidap diabetes. Hal itu disebabkan terjadinya metabolisme dalam tubuh ibu pada saat menyusui, perubahan metabolisme itu dapat membantu ibu menjaga tingkat gula darah tetap stabil dan membuat tubuh lebih sensitif pada hormon yang mengatur gula darah, yaitu insulin.

Sedangkan manfaat ASI bagi bayi diantaranya :

a. Untuk kesehatan:

• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

Selama dalam kandungan bayi mendapatkan zat pelindung dari ibunya melalui plasenta. Setelah lahir, suplai zat pelindung ini terhenti digantikan ASI. Zat protektif seperti makrofag, limfosit, laktoferin, imunoglobulin, laktobasilus bifidus, dll dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi yag disebabkan bakteri, virus, ataupun jamur.

• Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.

• Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

• Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

• Dari aspek Neurologis. Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

● Mencegah anak mengalami obesitas (kegendutan).

b. Untuk Kecerdasan

• Perkembangan psikomotorik lebih cepat. Penelitian di Inggris mendapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI, dua bulan lebih cepat kemampuan jalannya dibandingkan bayi yang diberi susu formula

• Menunjang perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif anak, daya ingat dan kemampuan bahasa pada anak yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula

• Kandungan Taurin-sejenis asam amino kedua terbanyak dalam ASI; berfungsi sebagai neuro-transmitte. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

• Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA tersebut dapat dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor), yaitu dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

• Ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

Keunggulan ASI dibandingkan Susu Formula

Banyak sekali keunggulan ASI bila dibandingkan dengan susu formula yang banyak dijual dipasaran, sebetulnya teramat sangat disayangkan apabila para ibu dengan seenaknya memberikan dan mengutamakan susu formula dibandingakan dengan ASI.

Berikut diantaranya keunggulan ASI dibandingkan dengan susu formula :

  • Bayi yang diberikan ASI dibandingkan dengan yang diberikan susu formula akan 7 kali lebih jarang terkena radang paru-paru, dan 4 kali tidak terkena radang otak atau meningitis.
  • Komposisi ASI dapat berubah tiap waktu, tidak hanya setiap harinya, tapi setiap jam, menit bahkan setiap detiknya, dan uniknya perubahan komposisi ASI ini disesuaikan dengan kondisi bayi dan kebutuhan bayi, misalnya ketika bayi lapar, maka kandungan ASI akan lebih kental dan padat agar bayi kenyang, namun apabila bayi hanya haus, maka komposisi ASI cenderung lebih banyak mengandung mineral. Perubahan komposisi ASI juga berlaku pada keadaan bayi, semisalnya sedang sakit ataupun sehat. Sedangkan perubahan komposisi ini tdiak mungkin ditemukan dalam susu formula
  • Kandungan Docosahexanoic Acid (DHA) dalam ASI sangat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh bayi, dan kandungannya yang lebih lembut memungkinkan usus bayi dapat menyerapnya lebih optimal dan tidak membutuhkan energi banyak untuk mencernanya. Sedangkan dalam susu formula, kandungan DHA-nya berlebihan, sehingga akan membahayakan metabolisme tubuh bayi, sebab tubuh dipaksa untuk mengeluarkan asam lemak esensial.
  • Karena susu formula harus melalui proses pemanasan (menggunakan air panas) dalam proses pembuatannya. Akibatnya aktifitas enzim desaturase dan elongase yang memfatilisasi pembentukan DHA dalam tubuh secara otomatis hancur. Sedangkan ASI tidak mengalami proses pemanasan dalam pembuatannya.
  • Kelebihan DHA yang dikonsumsi dapat mengakibatkan perdarahan, mirip flek-flek berwarna kebiruan di kulit.
  • Setiap tetes ASI mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula.
  • Anak yang diberi ASI tumbuh lebih cerdas, sehat, 16 kali jarang dirawat di Rumah Sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.
  • Tingkat IQ anak yang diberi ASI memiliki point 4.3 lebih tinggi daripada anak yang diberi susu formula pada usia 18 bulan. Memiliki 4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, 8.3 poin lebih tinggi pada usia 8.5 tahun. Dan 12.9 poin pada usia 9.5 tahun.

Mendidik Bayi dengan ASI

ASI memang dapat menambah kecerdasan anak. Tapi ASI saja tak cukup untuk kecerdasan anak. Ibarat komputer, otak adalah hardwarenya, sedangkan pendidikan bagi anak adalah softwarenya. Jadi, jangan hanya salah satunya saja.

Saat ibu menyusui bayinya tak hanya memberikan makan pada bayi, tapi di dalamnya memiliki nilai-nilai pendidikan. Menyusui itu adalah sebuah pekerjaan pendidikan. Saat itu terjadi kontak emosi dan psikologis antara ibu dan anaknya. Sambil menyusui, seorang ibu akan membelai-belai, menyanyi atau pun melantunkan ayat-ayat suci yang akan merangsang otak kiri dan kanan bayi.

Saat menyusu pula, kelima panca indera bayi mencoba merasakan, mendengar, melihat, membaui apa yang ada di sekelilingnya. Bayi akan merasa sang ibu sedang berbicara padanya, menyayanginya. Makanya sangat berbeda antara anak yang diberi ASI dengan yang tidak. Anak yang diberi ASI akan tumbuh lebih cerdas dan sehat.

Selain lebih tinggi secara IQ, bayi ASI memiliki emotional quetient (EQ) dan spiritual quentient (SQ) yang baik. Syaratnya jangan hanya payudara yang diberikan tapi ibu harus proaktif mengekspresikan kasih sayang ibu pada bayi, begitu juga ayah. Bila ibu sibuk berkarir, ASI serta pendidikan tetap bisa diberikan. Perahlah ASI ibu, kemudian berikan dengan penuh kasih sayang oleh nenek atau pengasuh bayi. Memberikan ASI itu merupakan hak anak. Bayi yang sehat fisik, intelektual dan emosional, sang ibu turut menciptakan generasi sehat bagi bangsanya.

Teknik Pemberian ASI

Meskipun menyusui adalah faktor alamiah, namun ada beberapa cara yang perlu diketahui. Terutama pada calon ibu baru yang untuk pertama kalinya melahirkan dan menyusui buah hatinya.

Terampil dan menguasai cara menyusui yang baik memang membutuhkan waktu. Perlu membiasakan diri dengan teknik menyusui agar buah hati tetap tercukupi asupan gizi demi kesehatannya.

Cara belajar yang paling baik adalah dengan dibimbing oleh guru yang telah berpengalaman. Namun, ada beberapa tips yang dapat digunakan sebagai perkenalan:

• Berikan ASI Sesuai Kebutuhan. Berikan ASI Anda segera setelah bayi Anda memintanya, biasanya dengan cara menangis. Jangan ditunda karena penundaan itu hanya akan menimbulkan penundaan lain ketika Anda berusaha menenangkan bayi Anda.

• Cari Posisi yang Nyaman. Untuk menghindari nyeri di punggung bagian bawah, jangan membungkuk saat memberikan ASI. Bawa si buah hati mendekati payudara Anda. Duduk di kursi yang menyediakan sandaran yang nyaman bagi punggung Anda. Pilihan lain adalah dengan berbaring menyamping atau berbaring menyamping dan bayi menghadap ke Anda.

• Gunakanlah Baju yang Lebar. Biasanya para ibu memilih menggunakan baju yang lebar dengan kancing di bagian depan. Ini akan mempermudah Anda jika saat menyusui tiba. Anda hanya tinggal melepaskan beberapa kancing baju. Anda dapat menggunakan selimut untuk menutupi Anda dan bayi Anda ketika menyusui.

• Biarkan Bayi Anda Mencari Posisinya sendiri. Saat menyusu adalah saat makan bagi bayi Anda. Dia juga akan membutuhkan kenyamanan. Bayi Anda mungkin akan berhenti sebentar saat menyusu, melihat pada Anda dan sekeliling ruangan. Ini sering terjadi dan hanyalah istirahat sebentar. Tidak ada masalah dengan menyusu itu sendiri.

• Hindari Ketergesaan dalam Menyusui. Jangan tergesa-gesa ketika Anda sedang menyusui. Gunakan waktu ini untuk menjalin ikatan di antara Anda dengan si buah hati.

• Tawarkan Kedua-duanya. Gunakan payudara yang berbeda saat memulai menyusui. Susui bayi hingga payudara pertama Anda terasa lembut. Apabila bayi Anda bersendawa, coba tawarkan payudara yang kedua. Bayi Anda mungkin masih lapar, tapi mungkin juga tidak.

• Ikuti Petunjuk Bayi Anda untuk Mengetahui Kapan Saatnya Berhenti. Kebanyakan bayi akan berhenti menghisap ASI bila sudah kenyang. Kadang bayi Anda langsung tertidur atau melepaskannya begitu saja.

• Biasakan Puting. Puting Anda mungkin akan terasa sedikit teriritasi pada beberapa minggu pertama. Memang tidak nyaman, namun ini sangat normal dan akan terbiasa dengan sendirinya.

• Hindari Terlalu Banyak Minum Minuman Berkafein. Terlalu banyak meminum minuman berkafein dapat membuat beberapa bayi terganggu. Anda mungkin sebaiknya mempertimbangkan untuk mengganti minuman yang berkafein dengan yang non-kafein.

• Jangan Merokok ataupun Meminum Alkohol. Sangat penting untuk menghindari asap rokok, baik sebagai perokok utama ataupun perokok pasif. Dan hindari mengkonsumsi minuman beralkohol karena kandungan alkohol dapat diteruskan pada bayi Anda melalui ASI. Keduanya sangat tidak baik bagi kesehatan ibu dan bayinya.

• Hindari Mengkonsumsi Obat. Bila tidak sangat mendesak, sebaiknya jangan menggunakan obat-obatan. Bila mendesak, konsultasikan semuanya terlebih dahulu dengan dokter Anda.

• Perhatikan Makanan. Jika Anda mencurigai bayi Anda alergi terhadap sesuatu yang Anda makan, hindari makanan itu untuk sementara waktu dan catat responnya. Jika Anda vegetarian, berhati-hatilah akan nutrisi yang dibutuhkan bayi Anda, jangan sampai kurang. Bicarakan dengan dokter Anda mengenai tambahan vitamin saat menyusui.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar